Saya pelupa untuk beberapa hal. Yang paling menonjol dari kebiasaan jelek yang saya sesalkan ini adalah lupa mengambil kacamata setelah ditaruh. Yang paling mutakhir, saat Kiosagro mengikuti pameran di Sabuga (Sasana Budaya Ganesha).
Waktu itu hari sudah petang, dan sudah waktunya menunaikan ibadah shalat Ashar. Seperti biasa, setiap orang menuju mushala yang berada di ujung bangunan gedung yang dibangun pada 1997 ini. Pun dengan saya, saya beranjak dari booth pameran ke tempat shalat.
Sampai hari ini saya masih ingat di mana saya meletakkan kacamata, yaitu tepat di atas tembok atasnya keran untuk berwudhu. Sambil saya taruh kacamata – saya berkata dalam hati, usai abdas jangan sampai lupa untuk kembali mengambilnya.
Lalu saya shalat 4 rakaat setalah itu langsung kembali ke booth pameran. Sambil duduk di sana, saya merasa ada yang kurang, oh ok … Kacamata! Saya pun kembali ke mushala dan menuju tempat di mana kacamata saya letakkan. Tapi ternyata … raib!
Bukan soal kacamatanya bernilai atau berharga mahal saat dibeli (ada sih rasa itu, nggak juga saya pungkiri) namun yang saya sesalkan, kenapa ini bisa kejadian lagi dan lagi?
Berbicara lagi dan lagi … Sudah 10 kali saya kehilangan kacamata yang rata-rata terjadi karena kelalaian yang sama … Lupa Naruh!
Ketiga kacamata yang saya kenakan pada masing-masing foto di atas sudah entah disimpan atau diinjak orang … Entah -_-
1 thought on “Kebiasaan Jelek yang Saya Sesalkan, Pelupa.”