Tadi pagi (Jumat, 14/7) – selepas dari kamar mandi, saya cek email di laptop. Dari semua email yang masuk, ada satu email yang menyita perhatian, yaitu dari Google Bard.
Dia bilang begini,”Just launched: More languages, countries, and possibilities”. Karena penasaran, lalu saya bergegas ke halaman mereka – benar saja, dari sekian bahasa yang mereka rilis, ada bahasa Indonesia. Jadi, Google Bard Kini Bisa Diajak Berbahasa Indonesia.
Sebagai pengguna Google Bard, saya tentu cukup senang dengan kabar ini. Lalu, saya pun mencobanya, saya tanya dalam bahasa Indonesia ke Google Bard seperti ini,”Siapakah Jimi Multazam?”. Jawabannya sebagai berikut.
Jimi Multazam adalah seorang musisi dan seniman asal Indonesia. Dia dikenal sebagai punggawa dari kelompok musik The Upstairs dan juga Morfem.
Jimi Multazam lahir pada 11 Januari 1974 di Jakarta. Dia mulai bermain gitar pada usia 12 tahun dan membentuk The Upstairs pada tahun 1994. The Upstairs adalah salah satu band punk rock paling berpengaruh di Indonesia. Mereka telah merilis enam album studio dan telah tur secara ekstensif di seluruh dunia.
Pada tahun 2005, Jimi Multazam membentuk Morfem bersama dengan beberapa teman dari The Upstairs. Morfem adalah band rock alternatif yang telah merilis empat album studio. Mereka telah tur secara ekstensif di seluruh Indonesia dan telah tampil di beberapa festival musik internasional.
Jimi Multazam juga aktif sebagai seniman visual. Dia telah mengadakan beberapa pameran seni di Indonesia dan di luar negeri. Dia juga telah bekerja sebagai desainer grafis untuk beberapa album musik dan majalah.
Jimi Multazam adalah salah satu musisi dan seniman paling berpengaruh di Indonesia. Dia telah berkontribusi pada perkembangan musik punk rock dan rock alternatif di Indonesia. Dia juga merupakan seniman visual yang berbakat dan telah menghasilkan karya-karya yang indah dan unik.
Kalau kita coba perhatikan dengan seksama jawaban dari Google Bard, walaupun mereka menyertakan sumber informasinya – terdapat kesimpulan.
Kita tidak bisa memetik jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan kepada Google Bard sebagai informasi yang utuh. Kenapa? Karena kita akan menemukan ketidaksesuaian atau keraguan jawaban.
Sebagai contoh, di dalam jawaban disebutkan kalai Jimi mulai bermain gitar di usia 12 tahun. Sementara kita tahu, Jimi Multazam bukan pemain gitar atau tidak pernah belajar bermain gitar.
Jadi, saya atau siapa saja yang menggunakan Google Bard tetap harus melakukan riset atas jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan. Sehingga fungsi dari Google Bard sebatas memperkaya diksi atau redaksi saja.